Buat apa tes sidik jari, lebih baik saya berikan banyak ketrampilan pada anak?
Ada beberapa orang tua yang berpendapat demikian. Boleh saja orang
berpendapat tetapi yang perlu dipertimbangkan bahwa setiap segala
sesuatu yang ada didunia selalu diciptakan terbatas,tak ada yang kekal.
Oleh karena itu setiap individu juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Perlakuan yang diberikan pada anak dengan mengikut sertakan pada
banyak kegiatan bisa saja dilakukan asalkan anak dapat dengan senang
menjalankannya dan bukan sebagai beban bagi anak.Beberapa kasus yang
dijumpai adalah setelah dilakukan fingerprint tes mereka menyalahkan
orang tuanya yang mengharuskan ia bisa dan trampil bermain organ seperti
adiknya. Nada protes yang disampaikan ini sebagai tanda bahwa anak
kurang memiliki kecerdasan yang baik ketrampilan tangannya. Sebagian
kecil, pada akhirnya juga diikut sertakan tes karena orang tuanya
memandang anaknya kurang memiliki bakat meskipun sudah banyak biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh ketrampilan. Sesungguhnya bukan anak tidak
memiliki bakat tetapi banyaknya
penugasan tersebut membuat anak stress sehingga kurang bisa menampilkan bakatnya.
Tentunya untuk dapat menguasai suatu ketrampilan dengan baik, maka
diperlukan fokus dan konsistensi untuk menjalankannya. Membekali anak
dengan banyak ketrampilan yang kurang sesuai dengan potensinya adalah
tindakan yang kurang tepat karena anak tidak begitu mahir untuk banyak
hal yang dikuasainya. Bila hasilnya sesuatu yang biasa maka tindakan
demikian adalah suatu pemborosan dimana pada akhirnya yang didapatkan
adalah hal biasa yang banyak orang juga bisa lakukan. Disamping itu bagi
anak yang kurang potensi dibidang yang ditekuninya maka sulit untuk
mendapatkan kebanggaan terhadap dirinya yang pada akhirnya berpengaruh
pada pembentukan self esteem sehingga tumbuh menjadi anak yang pemalu.
Cobalah kita perhatikan. Anak yang berbakat musik dan kurang
berbakat bidang musik, diberikan pengajaran yang sama. Tentu hasil yang
didapatkan berbeda. Anak yang berbakat akan lebih cepat menguasai.
Kecepatan penguasaan ini sangat berpengaruh pada harga diri anak
tersebut.Baginya ada sesuatu yang dapat dibanggakan. Kecepatan anak
untuk dapat menguasai dan bisa tampil akan meningkatkan rasa percaya
dirinya bahwa ia mampu melakukan dengan yang terbaik dan menjadi yang
terbaik. Disamping itu, anak yang berbakat musik, tentunya bisa
mengembangkan apa yang dipelajarinya. Ia tidak hanya terbatas pada apa
yang diberikan oleh gurunya tetapi ia bisa menciptakan kreasi sendiri
dan ini pasti lebih membanggakan dirinya. Sedangkan anak yang kurang
berbakat, membutuhkan waktu lama dan mendapatkan respon yang kurang baik
dari lingkungan belajarnya. Stimulasi yang kurang tepat menciptakan
kesan “aku tidak pandai, aku tidak bisa, aku tidak seperti dia”, kondisi
ini melemahkan semangatnya dan ia menjadi orang yang mudah patah
semangat, daya juangnya kurang. Bukankah banyak kasus yang terjadi pada
Sumber Daya Manusia untuk permasalahan daya juang ini. Dimana banyak
pekerja yang mudah mengeluh dan kurang kreatif ketika menghadapi
persoalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar